Teheran – (AmperaNews.com) – Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran Esmaeil Baghaei pada Jumat (17/10) mengecam keras serangan udara mematikan yang dilancarkan Israel terhadap sejumlah target di Lebanon.
Hal itu disampaikan Baghaei dalam sebuah pernyataan terkait serangkaian serangan udara Israel terhadap apa yang disebut Israel sebagai posisi Hizbullah di Lebanon selatan pada Kamis (16/10), yang menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya.
Baghaei menggambarkan serangan tersebut sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap integritas teritorial dan kedaulatan nasional Lebanon,” seraya menekankan bahwa jumlah pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata 2024 dengan Hizbullah telah mendekati 5.000.
Ia mengatakan pelanggaran dan serangan Israel melukai warga sipil, menghancurkan infrastruktur serta mengganggu proses rekonstruksi dan pembangunan ekonomi di Lebanon.
Ia juga mengungkapkan situasi saat ini disebabkan oleh “tidak adanya aksi dan sikap akomodatif terus-menerus” dari para penjamin gencatan senjata, yaitu Amerika Serikat (AS) dan Prancis, di hadapan dan bersama Israel.
Dalam pernyataan lain yang dirilis oleh Kemenlu Iran pada Jumat tersebut, Baghaei mengecam aktivitas militer AS di dekat pantai Venezuela sebagai “ilegal dan provokatif.”
Menurut Baghaei, tindakan militer AS, termasuk serangan berulang terhadap kapal nelayan serta ancaman eksplisit untuk menggunakan kekuatan dan intervensi militer terhadap Venezuela, merupakan “pelanggaran terang-terangan” terhadap prinsip dan tujuan dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).