Jakarta – (AmperaNews.com) – Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Saepudin Jahar mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto yang menyetujui pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di lingkungan Kementerian Agama dan menilai langkah tersebut sebagai wujud keberpihakan terhadap pesantren.
“Presiden Prabowo Subianto, Menteri Agama, dan Wakil Menteri kembali menunjukkan komitmen, kepedulian, dan keberpihakannya pada pesantren dengan menyetujui pembentukan Ditjen Pesantren di Kemenag RI,” ujar Asep di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan pembentukan Ditjen Pesantren merupakan kebijakan strategis pengakuan substantif negara terhadap ekosistem pesantren yang selama ini menjadi benteng utama Islam moderat, wajah Islam yang toleran, inklusif, dan seimbang.
Lebih dari itu, kata dia, pesantren adalah produk otentik masyarakat Indonesia.
“Dengan 42.433 pesantren aktif dan sekitar 4,6 juta santri, potensi pesantren sungguh luar biasa. Banyak dari pesantren ini berkembang secara mandiri dengan dukungan masyarakat, dan hari ini negara hadir menunjukkan keberpihakannya,” kata dia.
Menurut dia, kehadiran Ditjen Pesantren sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren yang memperkuat pengakuan negara akan peran pesantren dalam pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
“Negara memberikan perhatian yang lebih serius dan sistematis terhadap pesantren, bukan sekadar melalui bantuan simbolik atau seremonial, tetapi dengan membangun ekosistem nasional yang benar-benar menyinergikan nilai-nilai keagamaan pesantren dengan modernitas dan ilmu pengetahuan,” kata dia.
Pesantren, menurut Asep, tidak boleh dipandang sebagai lembaga pendidikan tradisional semata, melainkan sebagai pusat peradaban Islam di Nusantara yang berperan penting dalam membentuk karakter bangsa.
“Pembentukan Ditjen Pesantren diperlukan sebagai langkah strategis yang mampu menjembatani kearifan lokal pesantren dengan tuntutan zaman yang serba digital dan global,” kata dia.


















