Jakarta – (AmperaNews.com) – Kementerian Sosial bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional membangun perpustakaan modern di Sekolah Rakyat sebagai bagian dari upaya memperkuat literasi dan kualitas pembelajaran.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf di Jakarta, Selasa, mengatakan kerja sama tersebut menjadi langkah strategis menghadirkan sarana belajar yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi anak-anak di Sekolah Rakyat.
“Kami bersama Perpustakaan Nasional akan menghadirkan satu perpustakaan yang modern, didukung teknologi dan sarana prasarana kekinian. Ini bagian strategis dari penyelenggaraan sekolah rakyat,” kata dia
Kementerian Sosial dalam hal ini bakal menyediakan sarana dan prasarana fisik, sedangkan Perpusnas mendukung pengelolaan, penyediaan buku, dan sistem tata kelola berbasis digital agar perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat sekitar.
Dia mengharapkan keberadaan perpustakaan di setiap Sekolah Rakyat enjadi pusat kegiatan belajar mengajar sekaligus ruang tumbuh budaya baca di kalangan keluarga penerima manfaat program sosial.
“Nantinya setiap Sekolah Rakyat akan dilengkapi perpustakaan yang di-backup oleh Perpustakaan Nasional. Kita mulai di beberapa titik dulu dan akan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.
Sekolah Rakyat salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan akses pendidikan gratis berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dengan tingkat kesejahteraan terendah (Desil 1-4) dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Program ini juga menjadi miniatur pengentasan kemiskinan terpadu lantaran memadukan beragam program prioritas, seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG), Makan Bergizi Gratis (MBG), jaminan kesehatan (PBI-JK), Koperasi Desa Merah Putih, dan Program 3 Juta Rumah untuk keluarga dari siswa Sekolah Rakyat.
Kementerian Sosial sebagai pelaksana teknis menargetkan seluruh Sekolah Rakyat dilengkapi fasilitas teknologi, seperti papan interaktif digital (IFP), laptop lengkap dengan akses jaringan internet, dan para siswa, guru, serta wali asrama juga dilengkapi seragam khusus sebelum 2025.
Data Kementerian Sosial mencatat 166 titik Sekolah Rakyat rintisan dibangun untuk tahun 2025 dan secara keseluruhan menampung hampir 16 ribu siswa, dengan dukungan 2.400 guru dan lebih dari 4.000 tenaga kependidikan masing-masing untuk tingkat SD, SMP dan SMA atau sederajat.



							














