Pontianak – (AmperaNews.com) – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching melakukan pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) untuk membahas potensi peningkatan kerja sama di bidang perbatasan, ekonomi, dan sosial budaya pertemuan tersebut berlangsung di ruang kerja Wakil Gubernur Kalbar.
“KJRI Kuching siap menjadi jembatan untuk memperkuat promosi ekonomi dan budaya Kalimantan Barat di Sarawak. Kami juga mendorong agar Sarawak dapat membuka sudut promosi atau promotion corner di KJRI Kuching untuk memperkenalkan potensi ekonomi dan budaya Kalbar secara berkelanjutan,” kata Konsul Jenderal (Konjen) RI Kuching Abdullah Zulkifli di Pontianak, Selasa.
Ia mengatakan hubungan Kalimantan Barat dan Sarawak memiliki nilai strategis karena berbatasan langsung di darat sepanjang lebih dari 1.000 kilometer.
Kondisi tersebut, menurut dia, membuka peluang kerja sama yang luas di berbagai sektor, termasuk perdagangan lintas batas, investasi, dan pertukaran budaya masyarakat.
Ia mengatakan konektivitas antara kedua wilayah kini semakin baik melalui jalur darat dengan layanan bus serta penerbangan langsung Kuching–Pontianak yang telah dibuka kembali sejak September 2025.
“Selain itu, hubungan sosial dan kekerabatan masyarakat di kedua wilayah juga menjadi modal penting dalam mempererat kolaborasi di masa depan,” ujar dia.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan mengatakan pemerintah provinsi tentu menyambut baik inisiatif kerja sama tersebut dan menyatakan dukungan penuh terhadap langkah KJRI Kuching dalam memfasilitasi promosi potensi daerah.
“Banyak sektor yang bisa dikembangkan, termasuk kuliner khas Kalbar yang dapat menjadi daya tarik di Sarawak. Pemerintah Provinsi Kalbar berkomitmen untuk mendukung pembentukan Pusat Promosi Ekonomi dan Budaya Indonesia di Sarawak sebagai tindak lanjut dari kerja sama ini,” kata Krisantus.
Ia juga menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk memperkuat posisi Kalimantan Barat sebagai mitra strategis Sarawak dalam pembangunan kawasan perbatasan yang inklusif dan berkelanjutan.