Tuapeijat – ( AmperaNews.com ) – Sebuah perahu cepat (boat) yang membawa 18 orang, diantaranya beberapa ASN dan seorang anggota DPRD Mentawai, terbalik di Selat Sipora di antara Pulau Pagai Utara dan Pulau Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada Senin, 14 Juli 2025, pukul 11.30 WIB. Sebanyak tujuh orang di antaranya, termasuk dua awak perahu, berhasil sampai ke pantai pada Senin malamnya, setelah berenang enam jam di antara gelombang tinggi dan gelapnya malam.
Perahu itu sejatinya adalah bagian dari rombongan Bupati Mentawai Rinto Wardana Samaloisa yang melakukan perjalanan dari Kecamatan Sikakap, Pulau Pagai Utara, menuju Tuapeijat, Pulau Sipora, pada Senin pagi. Bupati Rinto bertolak dari Sikakap menumpang kapal operasional pemerintah daerah, Mego. “Sementara ada satu boat yang diisi oleh beberapa PNS dari Kimpraswil dan PUPR dan satu anggota DPRD Mentawai sudah berangkat lebih dulu daripada kami,” katanya saat ditemui di Dermaga Tuapeijat bersama anggota keluarga korban yang masih dalam pencarian pada Selasa pagi, 15 Juli 2025.
Menurut Rinto, rombongan yang telah berangkat lebih awal itu terdiri dari 15 orang. Di dalamnya, dia menyebut, ada anggota DPRD Mentawai Isar Taileleu beserta dua anaknya dan satu keponakan. Perahu singgah di Guluguluk untuk menjemput dua orang lagi, sehingga total menjadi 17 orang. “Kondisi cuaca saat itu sudah tidak bersahabat, dengan badai, angin kencang, dan langit gelap,” kata Rinto.
Sekitar 30 menit setelah rombongan pertama berangkat, bupati dan rombongannya bertolak menggunakan Kapal Mego. Diungkap Rinto, mereka sempat berpapasan di perairan Dusun Saumanganya dan mengaku melihat rombongan pertama dalam kondisi baik. “Kami mengejar di penyeberangan antara Pulau Sipora dan Pagai Utara karena ada rapat dengan DPRD,” kata dia.
Sesampainya di Katiet, Kecamatan Sipora Selatan, mereka menunggu di Dusun Sao sekitar satu jam. Namun, perahu rombongan pertama tak kunjung menyusul, dan cuaca semakin gelap serta gelombang tinggi. Rombongan bupati memutuskan untuk melanjutkan perjalanan hingga Dermaga Sioban, Kecamatan Sipora Selatan, melalui perjalanan darat. Saat dalam perjalanan darat, mereka sempat terhambat banjir di Desa Saureinu, Kecamatan Sipora Selatan. Saat sedang melewati banjir itulah, Rinto mengatakan mendapat informasi perahu yang ditumpangi rombongan pertama terbalik.
Upaya pencarian informasi lebih lanjut mengantarkan Rinto terhubung dengan Kepala Dusun Mapinang, Pagai Utara. Kepala dusun itu membenarkan kabar tersebut dan menginformasikan adanya tujuh orang berhasil sampai di daratan sekitar pukul 17.30 WIB, setelah berenang sekitar enam jam dari tengah laut menuju pantai.
Sekitar pukul 20.00 WIB, salah satu korban yang selamat berhasil dihubungi. Diceritakan kalau rombongan terbagi tugas, ada yang bertahan di badan perahu yang terbalik itu dengan menggunakan pecahan atap perahu sebagai pelampung dan ada yang berenang ke daratan. Dua operator perahu termasuk yang berenang ke daratan sambil memegang kompas, karena kondisi saat itu sudah gelap dan daratan sudah tidak terlihat. “Mereka berenang perlahan, kadang terpisah, hingga akhirnya mencapai pantai dan melaporkan kejadian kepada warga setempat,” kata Rinto.
Dia menambahkan, upaya pencarian semalam berlanjut hingga dihentikan pada Selasa dinihari pukul 2. Pada pagi ini, pencarian lanjutan telah dilakukan kembali melibatkan -kapal-kapal dari Basarnas dari Tuapeijat maupun BPBD Mentawai.