Palembang – (AmperaNews.com) – Untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan memperkuat gizi anak-anak dan menggerakkan perekonomian warga lokal, Direktorat Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat (PPM) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) sukses menyelenggarakan sosialisasi MBG di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan.
Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat BGN, Tengku Syahdana, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat, yang telah aktif mendukung pelaksanaan program MBG.
Tengku Syahdana menceritakan pengalamannya saat meninjau langsung proses distribusi makanan dari dapur sehat ke SD Negeri Batu Gajah. Ia harus menempuh medan berat, termasuk menaiki perahu kecil hingga basah kuyup, demi melihat langsung semangat luar biasa para siswa, guru, dan masyarakat yang terlibat.
“Momen itu sangat mengharukan. Ini mempertegas komitmen BGN untuk menjangkau daerah-daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal),” ujar Tengku Syahdana, Rabu (25/6/2025).
Program MBG memiliki dasar hukum yang kuat melalui Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 dan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Program ini dijamin anggarannya minimal selama lima tahun ke depan, dengan total dana mencapai triliunan rupiah.
Adapun sasaran MBG dibagi ke dalam dua kelompok utama: peserta didik dan 3B (Ibu hamil, Ibu menyusui, Balita non-PAUD). Di Muratara, program ini akan menjangkau sekitar 56.000–60.000 peserta didik.
“Peserta didik mencakup semua jenjang pendidikan, mulai dari TK, PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, pondok pesantren, hingga sekolah keagamaan, baik negeri maupun swasta, tanpa pengecualian,” jelasnya.
Untuk kelompok 3B, pendataan akan segera dilakukan oleh satuan pelaksana program gizi (SPPG), mengingat kelompok ini berada dalam masa emas pertumbuhan 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Selain memberikan asupan gizi, program MBG juga dirancang untuk menggerakkan ekonomi masyarakat lokal. Kebutuhan pangan harian tiap SPPG seperti beras 2,5–3 ton per bulan, sayuran 150 kg per hari, semangka 315 kg per hari, dan telur 3.300 butir per hari akan melibatkan banyak pelaku usaha kecil.
“Dinas UMKM diminta memetakan UMKM lokal sebagai pemasok bahan pangan. Ini bisa membuka lapangan kerja bagi sekitar 50 orang per SPPG, dengan gaji sesuai UMK dan jaminan BPJS Ketenagakerjaan,” tambahnya.