Jakarta – (AmperaNews.com) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menguji dua teknologi gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME), yang pertama berasal dari China dan yang kedua merupakan teknologi gabungan antara Korea Selatan-Eropa.
“Sekarang kami lagi uji FS (feasibility study)-nya dengan teknologinya, tetapi ancang-ancangnya sudah ada dua, satu dari China, satu lagi gabungan antara Korea dan Eropa,” ucap Bahlil ketika ditemui di Jakarta, Selasa.
Hasil dari pengujian teknologi tersebut yang nantinya akan menentukan Indonesia akan menggunakan teknologi dari negara mana.
Terkait dengan kesiapan infrastruktur dalam negeri terhadap kebijakan DME, Bahlil menjelaskan bahwa tidak ada kendala. Ketersediaan bahan baku berupa batu bara pun tidak menjadi kendala, sebab yang dibutuhkan oleh DME adalah batu bara dengan kalori rendah.
“Batu bara kita kan cadangannya banyak, dan teknologinya sekarang sudah jauh lebih efisien. Jadi, ini akan jauh lebih baik,” ucapnya.
Bahlil menyampaikan, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME tersebut merupakan salah satu dari 18 proyek yang sudah diselesaikan konsep dan pre-feasibility study (pra-FS) atau studi awal kelayakan oleh Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.
Dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, karakteristik DME memiliki kesamaan, baik sifat kimia maupun fisika, dengan LPG. Lantaran mirip, DME dapat menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang, seperti tabung, storage, dan handling eksisting.
Oleh sebab itu, proyek hilirisasi batu bara bertujuan untuk mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang saat ini tercatat sekitar 6,91 juta metrik ton atau nyaris 7 juta ton.
Adapun kebutuhan LPG di dalam negeri sekitar 8–9 juta metrik ton, namun hanya mampu dipenuhi secara domestik sebanyak 1,97 juta metrik ton.
Kebutuhan domestik Indonesia terhadap DME diproyeksikan mencapai 11 juta ton per tahun, sehingga peluang pasar sangat besar bagi investor yang mampu menghadirkan teknologi efisien dan berkelanjutan.
“Investasi di bidang DME tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga membuka ruang transfer teknologi dan peningkatan kemampuan industri dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (14/10).


















