BANGKA,-(Ampera-news.com)- Jembatan Eko Maulana Ali Suroso, yang lebih dikenal sebagai Jembatan Emas, kini hanya menjadi pajangan. Jembatan ikonik yang menghubungkan Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung ini, telah berhenti berfungsi sebagai sarana penghubung sejak setahun terakhir. Jembatan yang memiliki mekanisme buka tutup ini tidak lagi dapat dilalui kendaraan, dan saat ini dalam posisi terbuka pada bagian tengahnya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bangka Belitung, Jantani Ali, mengonfirmasi bahwa Jembatan Emas belum dapat dilalui kendaraan. “Y a posisinya (bagian tengah) terbuka,” kata Jantani saat ditemui di kantor gubernur, Senin (14/4/2025),
Namun, ia enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai penyebab ketidakfungsian jembatan tersebut. “Nanti ya, kita menunggu arahan pimpinan,” ujarnya singkat. Pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa posisi terbuka jembatan ini memang menguntungkan bagi kapal yang keluar masuk pelabuhan, karena mereka tidak perlu lagi menunggu jadwal buka tutup jembatan.
Namun, para pengendara merasa dirugikan. Firman, seorang sopir travel, mengungkapkan harapannya agar Jembatan Emas dapat difungsikan kembali. “Kami tentu berharap jembatan bisa dilintasi lagi, kalau dari Pasir Padi atau bandara bisa langsung ke Kabupaten Bangka lewat jembatan. Sekarang harus lewat Semabung dan Selindung, habis waktu karena macet,” ujarnya. Jembatan Emas dibangun sepuluh tahun lalu dengan anggaran tahun jamak sebesar Rp 400 miliar.
Untuk operasional buka tutup bagian tengah jembatan, diperlukan anggaran hingga Rp 600 juta per tahun. Rencana pembangunan jembatan ini sempat menuai kritik karena dianggap menyedot anggaran tahunan dan posisinya di muara pelabuhan dinilai tidak efektif untuk pelayaran. Saat ini, jalan masuk menuju jembatan mulai dijejali pedagang kaki lima, menambah kompleksitas masalah yang dihadapi.