Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Uncategorized

Hadapi Geopolitik Global, Ormas Islam Harus Kuasai 3 Jurus Ini!

5
×

Hadapi Geopolitik Global, Ormas Islam Harus Kuasai 3 Jurus Ini!

Share this article
Example 468x60

Jakarta – (AmperaNews.com) – Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto memaparkan tiga strategi utama yang perlu diadopsi organisasi masyarakat (ormas) Islam dalam menghadapi dinamika geopolitik dan perubahan struktur kekuasaan global.

“Strategi tersebut mencakup penguasaan narasi, pengelolaan simbolik, dan tata kelola komunitas,” ujar Gun Gun dalam Dialog Ormas Islam dan Organisasi Kepemudaan Islam Tingkat Nasional di Kemenag, Jakarta, Kamis.

Example 300x600

Gun Gun menekankan pertarungan politik hari ini tidak lagi bersifat fisik atau struktural semata, melainkan terjadi dalam bentuk kontestasi narasi dan kesadaran kolektif.

Menurutnya, penguasaan narasi menjadi kunci utama dalam membentuk opini publik dan arah kebijakan negara. Pada era digital, lanjutnya, siapa yang menguasai narasi, dialah yang menguasai realitas sosial. Ormas Islam, kata dia, harus tampil sebagai produsen narasi, bukan sekadar konsumen.

Faktor kedua adalah simbolik pemaknaan atau shared group consciousness. Gun Gun menjelaskan simbol-simbol publik, baik tokoh, istilah, maupun ritual, memiliki kekuatan besar dalam menciptakan kesadaran bersama.

“Siapa yang menjadi fantasier dalam imajinasi publik, akan memengaruhi arah berpikir komunitas,” katanya.

Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute itu melanjutkan strategi ketiga adalah CPF ( Community and Privacy Management). Dalam konteks itu, lanjutnya, ormas perlu mampu membina komunitas secara berkelanjutan dan mengelola ruang privasi agar tetap relevan, adaptif, dan tak mudah terpecah.

Gun Gun juga mengingatkan pentingnya shared understanding antarormas. “Kalau masing-masing hanya bicara pada diri sendiri dan terus membawa ego sektoral, mustahil kita bisa membangun kekuatan kolektif umat,” katanya.

Ia mengungkapkan lemahnya suara dari kelompok marginal dan non-dominan yang seharusnya bisa diperjuangkan oleh ormas Islam. “Jika suara alternatif itu lemah, maka yang dominan adalah suara pragmatis dan kekuasaan. Ini berbahaya bagi demokrasi,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu Gun Gun juga mengkritik munculnya budaya “yes man” di internal organisasi. Ia menyebut hal ini sebagai akibat dari fenomena groupthink, yaitu keengganan berbeda pendapat demi menjaga harmoni semu.

“Kita butuh organisasi yang kritis, bukan penurut,” kata dia.

Ormas Islam sejatinya adalah inkubator strategis untuk melahirkan sumber daya manusia unggul. Namun jika mentalitas ikut arus terus dominan, maka ormas gagal menyiapkan kader untuk mengisi posisi strategis bangsa.

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *