Kota Nusantara – (AmperaNews.com) – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) bersama Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) berkomitmen menjadikan Kota Nusantara sebagai pusat pertanian berkelanjutan baik melalui urban farming di IKN maupun dengan optimalisasi lahan di sekitar IKN.
Untuk optimalisasi lahan di sekitar IKN Provinsi Kalimantan Timur ini dilakukan dengan melibatkan warga yang tersebar di Kecamatan Sepaku dan daerah mitra lain, sedangkan untuk urban farming di IKN atau Kota Nusantara, dengan salah satu yang yang diunggulkan adalah kopi liberika.
“OIKN dan PATPI berkomitmen bersama menjadikan Nusantara bukan hanya pusat pemerintahan, tapi juga sebagai pusat pertanian berkelanjutan yang berdaya saing,” kata Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri di Nusantara, Jumat.
Bahkan, untuk mempopulerkan kopi liberika, OIKN dan PATPI telah melakukan penanaman bibit kopi liberika di kawasan Embung Mochammad Basuki Hadimuljono (MBH) IKN, yakni penanaman dilakukan pada bersamaan dengan peringatan Hari Kopi Sedunia pada 1 Oktober 2025.
Penanaman kopi ini juga, lanjut Myrna, termasuk bagian dari membangun 10 persen kawasan produksi pangan dari total luas IKN yang mencapai 322.429 hektare, sehingga berbagai jenis kebutuhan pangan pun diproduksi di IKN.
Myrna menyebut bahwa kehadiran PATPI sebagai bagian dari sinergi nasional dalam mendukung pertanian berkelanjutan, termasuk pertanian yang berkelanjutan bagi IKN, sekaligus untuk mendukung IKN sebagai kota hutan.
“Pertanian merupakan hal sangat penting, terlebih nilai kesejahteraan masyarakat di IKN sebelumnya banyak ditopang oleh petani. Sedangkan tantangan ke depan adalah membangun urban agrikultur yang sesuai dengan konsep Kota Nusantara,” ujar Myrna.
Giyatmi, selaku Ketua PATPI, menekankan tentang pentingnya kopi liberika sebagai salah satu produk pertanian unggulan Nusantara, karena kopi juga bisa menjadi identitas suatu daerah sekaligus sebagai sumber ekonomi masyarakat mulai pekebun hingga pelaku bisnis.
“Kunjungan kami kami ke Samarinda saat ini, sebenarnya yang menjadi daya tarik adalah IKN. Sedangkan kopi sebagai salah satu tanaman pangan, diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk pengelolaan pangan berlanjutan IKN,” ujar Giyatmi.


















