Jakarta – (AmperaNews.com) – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan satu tahun perjalanan Kemenko Pemberdayaan Masyarakat menjadi tonggak perubahan cara kerja negara dari paradigma bantuan sosial menuju pemberdayaan masyarakat.
“Kemenko Pemberdayaan Masyarakat ini dibentuk oleh Presiden untuk menggeser paradigma lama yang dulu dititikberatkan pada bantuan sosial yang bersifat karitatif, jangka pendek, bergeser ke pemberdayaan jangka menengah dan panjang,” ujar Muhaimin Iskandar di Jakarta, Selasa.
Hal itu dikatakannya dalam forum bertajuk “Satu Tahun Pemberdayaan Masyarakat: Langkah Awal Transformasi Bangsa”.
Menurut dia, dengan paradigma baru pemberdayaan, di masa depan, penerima bantuan sosial hanya akan tersisa dua kelompok, yakni lansia dan difabel.
“Dengan pemberdayaan ini diharapkan satu hari nanti yang menerima bantuan sosial hanya dua kelompok, lansia dan difabel. Sehingga masyarakat dari seluruh lapisan manapun tumbuh berkembang secara mandiri, produktif, inovatif, dan menjadi bagian dari ekonomi yang tumbuh,” kata Muhaimin Iskandar.
Salah satu capaian besar pada tahun pertama Kemenko PM adalah penyelesaian Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Hanya dalam waktu dua bulan, perintah Presiden Prabowo Subianto bisa kita laksanakan, dan sejak itu pula DTSEN sudah menjadi rujukan ekosistem dari semua sasaran pembangunan nasional kita,” ujar Muhaimin Iskandar.
Dengan data tunggal ini, penyaluran bantuan dan program pemberdayaan diharapkan dapat lebih tepat sasaran dan terintegrasi.
Ia menambahkan berbagai capaian selama satu tahun menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam membawa perubahan nyata di masyarakat
“Kemiskinan turun, kemiskinan ekstrem turun sangat signifikan. Datanya ada, yang paling penting adalah data ini ditindaklanjuti melalui program-program yang mampu menyerap tenaga kerja, memberikan peluang bagi seluruh sektor untuk naik kelas, berdaya, dan tumbuh,” kata Muhaimin Iskandar.


















