Surabaya – (AmperaNews.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana hidrometeorologi menjelang puncak musim hujan melalui Apel Kesiapan Tanggap Darurat di Mapolda Jatim, Surabaya, Rabu.
“Apel ini jadi wujud nyata, langkah antisipasi bersama meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi,” kata Gubernur Khofifah.
Puncak musim hujan, kata dia, sudah di depan mata. Maka, ia mengajak seluruh pihak untuk ikut berkontribusi aktif menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Wilayah Jawa Timur, lanjut Khofifah, pada November hingga awal tahun 2026 berpotensi menghadapi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, cuaca ekstrem, longsor, gelombang tinggi hingga angin kencang.
Ia menginstruksikan seluruh pihak untuk terus meningkatkan kesadaran serta kesiapsiagaan terhadap risiko bencana.
“Lewat apel ini kita juga ingin personel maupun sarana prasarana peralatan penanggulangan bencana siap siaga mengantisipasi situasi darurat di wilayah Jawa Timur,” katanya.
Pihaknya meyakini kolaborasi dengan unsur Kepolisian Daerah (Polda) Jatim, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) sebagai salah satu kunci melindungi keselamatan masyarakat serta meminimalkan dampak yang mungkin terjadi.
Gubernur berharap agar langkah penanganan bencana dilakukan secara terukur, sehingga pencegahan dan bantuan kepada masyarakat terdampak dapat maksimal.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Nanang Avianto menyampaikan Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Wilayah Jawa Timur dilakukan serentak se-Indonesia.
“Kita cek kembali dari mulai awak personel atau sumber daya manusianya, kemudian peralatan. Ini harus benar-benar siap, karena dari kemarin mulai ada perubahan iklim musim kemarau ke musim hujan,” kata Nanang.
Nanang menambahkan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah, TNI, BNPB, serta masyarakat. Di Polda Jatim terdapat 1.400 personel gabungan yang mengikuti apel, serta 6.000 personel lainnya dari jajaran Kepolisian Resor (Polres).
“Paling tidak kita sudah mempersiapkan diri dan selalu mengevaluasi kejadian sebelumnya. Supaya ada perbaikan dalam kegiatan pelayanan terhadap penanggulangan bencana. Kita pastikan melakukan dengan cepat dan tepat, karena ini berkaitan pertolongan pada jiwa,” katanya.


















