Jakarta – (AmperaNews.com) – Pembalap Slovenia Tadej Pogacar menjadi favorit kuat untuk mencatat sejarah baru di Il Lombardia 2025, Sabtu (11/10), dengan peluangnya untuk menyamai rekor legenda Eddy Merckx sebagai satu-satunya pembalap yang mampu memenangi tiga balapan Monument dalam satu musim.
Pogacar berupaya meraih gelar kelima beruntun di Tour of Lombardy atau yang dikenal sebagai “Balapan di tempat daun-daun berguguran,” setelah mendominasi balapan klasik satu hari dalam dua tahun terakhir.
Sepanjang musim 2025, pembalap tim UAE Team Emirates itu tampil impresif. Ia menjuarai Tour of Flanders dan Liege–Bastogne–Liege, finis kedua di Paris–Roubaix, serta ketiga di Milan–San Remo.
Capaian tersebut membuatnya selalu finis di podium pada empat balapan Monument tahun ini.
Merckx pernah empat kali meraih tiga kemenangan Monument dalam satu musim dan masih memegang rekor 19 kemenangan di ajang klasik satu hari.
Lomba tahun ini akan menempuh jarak 238 kilometer dari Como ke Bergamo, rute yang dikenal berat dengan sejumlah tanjakan curam.
Pogacar akan mendapat perlawanan dari Remco Evenepoel, juara Olimpiade ganda asal Belgia, yang tampil terakhir kali bersama Soudal–Quick Step sebelum bergabung dengan Red Bull.
Pembalap muda Prancis, Paul Seixas, juga menjadi sorotan setelah finis ketiga di Kejuaraan Eropa. Selain itu, Tom Pidcock, Julian Alaphilippe, dan Ben Healy dari Irlandia diperkirakan turut bersaing dalam kelompok depan.
Pogacar yang berusia 27 tahun tengah berada dalam performa terbaik. Ia baru saja mempertahankan gelar juara dunia sekaligus menambah gelar juara Eropa, melengkapi koleksi empat gelar Tour de France.
Sejak pertama kali menjuarai Il Lombardia pada 2021, Pogacar selalu tampil dominan di lomba ini. Ia memenangi edisi 2023 di Bergamo lewat serangan pada tanjakan Passo di Ganda, yang kembali masuk rute tahun ini.
Rekor tertinggi Il Lombardia masih dipegang Fausto Coppi dengan lima gelar, tetapi belum ada pembalap yang mampu memenangkannya lima kali secara beruntun. Pogacar berpeluang menjadi yang pertama jika kembali menang akhir pekan ini.
Sementara itu, tim Israel–Premier Tech dan penyelenggara lomba sepakat untuk tidak ikut serta pada balapan ini, setelah tim tersebut menjadi sasaran aksi protes demonstran pro-Palestina di beberapa balapan sebelumnya.