Samarinda – (AmperaNews.com) – Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf menegaskan bahwa sinergi dan kebersamaan seluruh elemen, mulai dari orang tua hingga pemerintah daerah, menjadi kunci utama untuk menyukseskan program Sekolah Rakyat sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan yang terpadu dan berkelanjutan.
“Intinya, kita ingin menyamakan hati dan pikiran, sehingga semua pihak dari orang tua, siswa, kepala sekolah, guru, wali asrama, hingga tenaga kependidikan lainnya, termasuk di bidang keuangan harus memiliki kesamaan pandangan,” ujar Mensos, Saifullah Yusuf saat ditemui di Samarinda, Rabu.
Menurutnya, kesamaan pandangan itu penting untuk membangun atmosfer kebersamaan agar semua dapat berkontribusi maksimal terhadap proses pembelajaran di Sekolah Rakyat.
Mensos yang akrab disapa Gus Ipul juga menyoroti peran penting pemerintah daerah, baik itu provinsi maupun kabupaten/kota, dalam memastikan penyelenggaraan sekolah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dia menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat merupakan wujud perhatian besar Presiden sebagai program pengentasan kemiskinan yang bersifat terintegrasi, terukur, dan berkelanjutan.
Melalui skema ini, setiap tahun diharapkan ada keluarga prasejahtera yang berhasil dientaskan, naik kelas, dan hidup lebih mandiri berkat pemberdayaan orang tua serta bantuan perbaikan rumah.
“Bahkan, setelah lima tahun, keluarga tersebut akan mendapat bantuan iuran untuk menjadi peserta aktif BPJS Kesehatan sebagai pelengkap program yang komprehensif,” ucapnya.
Untuk menjaga integritas program, ia menitipkan pesan khusus kepada Wakil Gubernur Kalimantan Timur agar turut mengawasi kinerja serta proses rekrutmen agar tidak terjadi penyimpangan.
“Syarat utama untuk bersekolah di sini adalah dari keluarga tidak mampu, tidak boleh ada titipan, tidak boleh ada praktik bayar-membayar,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa siswa yang diterima saat ini telah melalui proses seleksi ketat dan mendapatkan rekomendasi dari berbagai pihak yang kredibel.
“Guna memastikan terjadinya perubahan pola pikir secara mendalam, masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) sengaja dirancang lebih lama dari sekolah umum, yakni hingga dua atau tiga bulan,” ujar Gus Ipul.
Ia mengatakan proses adaptasi dan pembinaan kedisiplinan tersebut turut melibatkan peran dari TNI dan Polri, tidak hanya untuk siswa tetapi juga bagi seluruh tenaga kependidikan.
“Meskipun dinamika seperti siswa rindu rumah mungkin terjadi di masa awal, saya optimistis kondisi tersebut akan membaik seiring berjalannya waktu,” kata Gus Ipul.
Mensos berpesan kepada para guru dan kepala Sekolah Rakyat untuk senantiasa mengedepankan empati, kesabaran, serta kasih sayang sebagai kunci utama dalam membimbing para siswa.