Jakarta – (AmperaNews.com) – Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) menegaskan dukungan terhadap kesetaraan difabel dalam pembangunan ekonomi nasional melalui pemberdayaan, kolaborasi, serta penciptaan peluang usaha yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Kami terus mendorong kesetaraan difabel, setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam pembangunan ekonomi nasional,” kata Ketua Umum Ipemi Ingrid Kansil dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Dia menekankan hal itu saat menghadiri Crafting Limbah Goni para difabel, salah satu rangkaian event yang digelar Ipemi Solo.
Kegiatan itu dibuka langsung Wakil Wali Kota Solo Astrid Widayani yang juga dihadiri Ketua Ipemi Solo Atiek Pujilestari beserta jajarannya.
Ingrid berterima kasih kepada Ipemi Solo yang telah melaksanakan Program Ke-9 Ipemi yakni pemberdayaan disabilitas.
Menurut dia, Ipemi harus semakin inklusif dan mendukung kesetaraan penyandang disabilitas.
“Membantu mereka untuk lebih berkarya dan berkontribusi dalam perekonomian nasional,” ujar Ingrid.
Ia menekankan prinsip setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam semua aspek kehidupan, termasuk dunia usaha harus terus digalakkan.
Contohnya, menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan aksesibel, menyediakan pelatihan dan mendukung pengembangan bisnis yang dijalankan difabel.
Menurut Ingrid, UMKM yang menerapkan inklusi dan kesetaraan disabilitas akan memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk berkontribusi terhadap perekonomian. Bahkan upaya tersebut bisa meningkatkan kesadaran sosial mengenai kemampuan dan potensi penyandang disabilitas.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
“Mereka berhak mendapat pendidikan atau tenaga kependidikan atau penyelenggara pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan secara inklusif dan khusus,” tutur Ingrid.
Begitu juga dalam hal pekerjaan, kewirausahaan dan koperasi. Penyandang disabilitas berhak memperoleh pekerjaan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta tanpa diskriminasi.
Penyandang disabilitas juga berhak memperoleh kesempatan dalam mengembangkan jenjang karier. Juga memulai, serta memajukan usaha atau memiliki pekerjaan sendiri sebagai wiraswasta.
Ingrid yang ditemani Sekjen Ipemi Nurwahidah Saleh, dan sejumlah Ketua Divisi Ipemi juga menghadiri Malam Final Duta Muslimah Prenuer (DPM) Ipemi Solo. Kegiatan itu turut dihadiri Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Solo Venessa Winastesia.
Menurut dia, ajang itu membangun paradigma entrepreneurship bagi generasi milenial penerus bangsa, sekaligus mendorong Muslimah Indonesia terus berinovasi dan berprestasi agar mampu bersaing pada era globalisasi.
Ia menekankan Muslimah milenial harus mengambil peran sebagai pembaharu dalam menghadapi revolusi industri 5.0, serta menyiapkan diri menghadapi puncak industri Indonesia yang diproyeksikan terjadi pada tahun 2030.
Di agenda selanjutnya, Ingrid meresmikan Galeri Ipemi Solo (GIS) di Sekretariat Ipemi Solo, Kamis (2/10) sebagai instrumen strategis mendorong pertumbuhan UMKM sekaligus memperkenalkan produk lokal ke pasar nasional.
Ia menekankan GIS bukan sekadar ruang pameran produk kerajinan tangan, makanan olahan, fesyen dan barang kreatif, melainkan wujud kualitas serta inovasi yang menjadi ciri khas pengusaha Muslimah Ipemi Solo.
Ingrid berharap GIS menjadi pemicu geliat ekonomi kreatif di Solo, menumbuhkan rasa bangga terhadap produk lokal, memperkuat konsumsi domestik, sekaligus mendukung perekonomian nasional melalui optimalisasi potensi budaya dan sumber daya daerah.