Penajam Paser Utara – (AmperaNews.com) – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) memperkuat fondasi sosial dan budaya lokal di kawasan IKN pada sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
“Pembangunan IKN tidak memajukan sisi fisik saja,” ujar Deputi Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN Alimuddin ketika ditanya menyangkut pembangunan IKN sisi di Sepaku, Penajam Paser Utara, Selasa.
Pembangunan IKN juga memperkuat fondasi sosial dan budaya lokal dengan memberikan ruang dan fasilitas bagi masyarakat lokal, dalam mengembangkan dan melestarikan budaya setempat.
Kemajuan pembangunan infrastruktur IKN harus sejalan dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang mencakup sosial dan budaya lokal. Otorita IKN bakal menjaga kearifan budaya lokal tetap hidup dan dilestarikan menjadi khazanah budaya IKN.
Otorita IKN menggagas living museum untuk mencegah tergerus kearifan lokal di tengah perkembangan pembangunan IKN serta sebagai bagian dari upaya memperkokoh keberadaan dan menjadi bagian dari identitas IKN.
“Kami komitmen melestarikan budaya lokal yang ada di kawasan IKN seperti Suku Paser, Dayak, dan Kutai,” katanya.
Wilayah yang masuk kawasan IKN sesuai penetapan pemerintah pusat, tujuh kecamatan meliputi satu kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara, yakni Sepaku, sedangkan
enam kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni Loa Kulu, Loa Janan, Muara Jawa, Samboja, Samboja Barat, dan Sangasanga.
“Wilayah Kecamatan Sepaku terdapat masyarakat adat Paser Balik dan Dayak Kenyah di Loa Kulu,” katanya.
Ada tiga suku di wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang menjadi lokus pelestarian adat dan budaya oleh Otorita IKN, yakni Paser, Kutai, dan Dayak.
“Otorita IKN komitmen membangun living museum sebagai upaya pelestarian budaya lokal di kawasan calon ibu kota Indonesia,” demikian Alimuddin.


















