Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Uncategorized

Menakar Persepsi Publik terhadap Beras Bulog di Tengah Isu Ketahanan Pangan

5
×

Menakar Persepsi Publik terhadap Beras Bulog di Tengah Isu Ketahanan Pangan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Jakarta – (AmperaNews.com) – Beras Bulog adalah beras yang dikelola dan didistribusikan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog), lembaga pemerintah yang memiliki mandat penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Melalui peran strategisnya, Bulog memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan distribusi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia.

Example 300x600

Beras Bulog dikenal memiliki beberapa karakteristik utama. Pertama, kualitasnya yang terjamin. Proses pengadaan dan penyimpanan beras dilakukan melalui pengawasan yang ketat sehingga mutu tetap terjaga hingga sampai ke tangan konsumen.

Kedua, stabilitas harga. Bulog berperan sebagai penyangga harga untuk memastikan beras tetap terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, bahkan di tengah dinamika pasar.

Ketiga, ketersediaan yang konsisten. Pengadaan dan penyimpanan beras dilakukan secara berkelanjutan sehingga kebutuhan masyarakat selalu terpenuhi.

Distribusi Beras Bulog menjangkau berbagai saluran, mulai dari pasar tradisional, ritel modern, hingga program bantuan pangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Dalam konteks yang lebih luas, keberadaan Beras Bulog tidak hanya penting secara ekonomi, tetapi juga strategis dari sisi geopolitik pangan nasional. Ketahanan pangan telah menjadi salah satu indikator utama kedaulatan negara.

Ketika harga beras melonjak di pasar global akibat gangguan rantai pasok atau perubahan iklim, negara dengan cadangan beras yang memadai akan lebih tahan terhadap guncangan ekonomi dan sosial.

Di sinilah Bulog berperan sebagai “perisai” yang melindungi masyarakat dari fluktuasi harga internasional, sekaligus sebagai instrumen negara untuk memastikan tidak ada warga yang kekurangan pangan.

Dalam beberapa situasi darurat, seperti bencana alam atau krisis ekonomi, keberadaan stok beras Bulog menjadi penentu stabilitas sosial yang tidak ternilai.

Persepsi masyarakat

Persepsi masyarakat terhadap beras ini pun beragam. Ada yang mengapresiasi perannya dalam menjaga stabilitas pangan, namun sebagian lain menyoroti aspek kualitas atau distribusinya.

Berbagai penelitian menunjukkan tingkat kepuasan dan persepsi masyarakat terhadap Beras Bulog cukup positif dalam beberapa konteks. Salah satunya adalah skripsi Suci Wulandari (2024, Universitas Medan Area) yang meneliti Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Beras Bulog dalam program Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kota Binjai.

Dalam penelitian itu, dengan menggunakan metode Importance-Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) pada sampel 30 responden, diperoleh skor CSI sebesar 87,71 persen, yang dikategorikan sebagai tingkat kepuasan tinggi.

Di sisi lain, angka-angka persepsi dan preferensi yang disebutkan juga tampak dari skripsi Mulyadi (2020, Universitas Batanghari, Jambi) berjudul Kaitan Antara Persepsi dengan Preferensi Masyarakat Terhadap Beras Bulog Komersil di Desa Manggis, Kecamatan Bathin III, Kabupaten Muaro Bungo.

Dalam penelitian itu, dari 54 responden, 33 orang (61,11 persen) memberikan persepsi positif, sementara 21 orang (38,89 persen) negatif. Preferensi rendah tercatat 35 orang (64,81 persen), dan analisis hubungan antara persepsi dan preferensi menunjukkan keeratan sebesar 0,34 (positif lemah).

Artinya, semakin baik persepsi masyarakat, semakin besar pula kemungkinan mereka memilih Beras Bulog. Perbedaan persepsi ini wajar terjadi, sebagaimana pepatah “rambut sama hitam, pendapat tak selalu sama.”

Penelitian lain di Kelurahan Kejapanan menemukan bahwa harga dan kualitas beras Bulog berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Aspek distribusi pun mendapat penilaian positif. Penyaluran melalui pasar tradisional, ritel modern, dan program GPM terbukti meningkatkan akses masyarakat terhadap beras dengan harga terjangkau.

Contohnya, harga beras SPHP yang dijual Rp12.500 per kilogram untuk zona 1 sangat membantu masyarakat, terutama saat harga pasar mengalami kenaikan.

Meski demikian, evaluasi berkelanjutan tetap diperlukan untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan mendalam tentang persepsi masyarakat.

Pemerintah pun terus memperkuat langkah percepatan penyaluran beras SPHP demi menjaga keterjangkauan harga di pasar.

Serapan panen

Dari sisi penyerapan hasil panen, kinerja Bulog menunjukkan capaian yang menggembirakan. Pada panen raya April 2025, Bulog berhasil menyerap 1 juta ton setara beras dari petani, sebagai bagian dari strategi meningkatkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan memperkuat swasembada pangan.

Serapan ini dilakukan melalui langkah-langkah strategis seperti pembentukan tim penyerapan langsung ke sawah, kerja sama dengan penggilingan padi, serta koordinasi intensif dengan dinas pertanian, penyuluh, dan TNI untuk memantau titik panen.

Hasilnya, stok beras Bulog kini mencapai lebih dari 4 juta ton, dan upaya peningkatan serapan akan terus dilakukan sesuai penugasan pemerintah.

Kualitas Beras Bulog saat ini juga mengalami peningkatan signifikan dan menjadi pilihan masyarakat karena beberapa alasan.

Pertama, harganya yang jauh lebih terjangkau. Misalnya, beras medium Bulog dijual sekitar Rp47.000 untuk kemasan 5 kg, lebih murah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp296.000 per karung 25 kg.

Kedua, kualitasnya yang kini lebih baik dibandingkan masa lalu, sehingga menjadi alternatif menarik di tengah kenaikan harga beras. Ketiga, distribusinya yang lancar membuat pedagang lebih mudah memasarkannya.

Untuk menjaga mutu, Bulog melakukan pengawasan kualitas secara konsisten agar beras yang disimpan dan disalurkan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Selain itu, manajemen stok yang efisien memastikan ketersediaan beras tetap terjaga dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sepanjang tahun.

Dengan peran strategisnya dalam menjaga stabilitas pangan, memperkuat cadangan nasional, serta menyediakan beras berkualitas dengan harga terjangkau,

Beras Bulog tidak sekadar menjadi komoditas, tetapi juga simbol ketahanan dan kedaulatan pangan Indonesia.

Harapan, ke depan Beras Bulog tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa, tetapi juga diakui dunia sebagai bukti keberhasilan Indonesia dalam mengelola pangan secara berdaulat dan berkeadilan.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *