Jakarta – (AmperaNews.com) – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa produktivitas menjadi kata kunci utama dalam membangun hubungan industrial yang tidak sekadar harmonis, tetapi juga transformatif.
“Ketika membicarakan hubungan industrial, kita sering berhenti pada konsep harmonis. Kalau sudah ada perjanjian kerja bersama, seolah-olah persoalan selesai. Padahal, kita membutuhkan sesuatu yang melampaui harmonis, yakni hubungan industrial yang transformatif,” ujar Menaker Yassierli dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Menaker menjelaskan hubungan industrial transformatif hanya dapat terwujud jika manajemen perusahaan dan serikat pekerja/buruh memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya produktivitas.
“Kata kuncinya, ketika manajemen perusahaan dan serikat buruh/serikat pekerja sudah memiliki pemahaman yang sama yaitu produktivitas,” kata dia menambahkan.
Lebih lanjut, Yassierli yang juga Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengungkapkan bahwa pada tahun ini Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada serikat pekerja/buruh untuk memperkuat pemahaman mengenai produktivitas.
Selain itu, Kemnaker telah melatih 500 peserta untuk menjadi ahli produktivitas dengan dukungan Asian Productivity Organization (APO). Dari target 200 orang, sebanyak 170 peserta berhasil lulus dan memperoleh sertifikasi sebagai productivity specialist.
“Ini bagian dari agenda besar kita bersama. Kita punya agenda besar serikat pekerja, agenda besar perusahaan, dan agenda besar untuk meningkatkan produktivitas bangsa. Kemnaker fokus meningkatkan produktivitas tenaga kerja,” ujarnya.
Untuk itu, Menaker mengajak seluruh pemangku kepentingan bersama-sama turut memperkuat komitmen membangun hubungan industrial yang transformatif dengan menempatkan produktivitas sebagai agenda bersama.
“Mari bersama-sama membangun hubungan industrial yang tidak hanya harmonis, tetapi juga transformatif. Buruh, pekerja, dan pengusaha harus duduk bersama, berbicara bagaimana meningkatkan produktivitas. Bila kita fokus pada isu strategis yang besar, maka isu-isu lainnya akan menjadi kecil. Itulah yang kita harapkan,” ucapnya.


















