Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Uncategorized

Demi Peningkatan Hasil Laut, Menteri KP Ajukan Kenaikan Kuota Tuna Sirip Biru Selatan

16
×

Demi Peningkatan Hasil Laut, Menteri KP Ajukan Kenaikan Kuota Tuna Sirip Biru Selatan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Badung – (AmperaNews.com) – Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono mengajukan kenaikan kuota penangkapan tuna sirip biru selatan atau Southern Bluefin Tuna (SBT) lewat forum Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT).

“Indonesia kuotanya paling sedikit, kita-kira cuma 1.300 ekor, jadi hanya 5 persennya dibanding negara-negara lain. Ini salah satu yang kami perjuangkan untuk bisa meningkat kuota penangkapannya,” kata Trenggono di Badung, Bali, Senin.

Example 300x600

Ia mengatakan negara-negara yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya tuna sirip biru selatan antara lain Australia, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Selandia Baru, Fishing Entity of Taiwan, Afrika Selatan dan Uni Eropa.

Dari negara-negara itu, wilayah Indonesia merupakan lokasi pemijahan tuna sirip biru selatan, sehingga menjadi ironi ketika Indonesia menjaga keberlangsungannya sejak kecil sedangkan ketika besar tidak dioptimalkan masyarakat.

Trenggono mengatakan dalam memastikan keberlanjutan sumber daya tuna sirip biru selatan, Indonesia berpedoman pada ekonomi biru nasional telah mengintegrasikan pertimbangan biologis, ekologis, sosial, dan ekonomi ke dalam tata kelola bisnisnya, memastikan pendekatan yang seimbang dan berkelanjutan.

Upaya Indonesia berfokus pada lima prioritas utama, yaitu memperluas kawasan konservasi laut hingga mencakup 30 persen wilayah perairan Indonesia pada 2045, menerapkan kebijakan penangkapan ikan berbasis kuota dan merancang zona penangkapan ikan, dan mengembangkan akuakultur berkelanjutan dan ramah lingkungan di wilayah laut, pesisir, dan pedalaman, lanjutnya.

Selain itu, ia mengatakan, Indonesia juga memperkuat pengelolaan dan pemantauan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dan terakhir mengurangi sampah plastik laut melalui partisipasi aktif nelayan dan masyarakat pesisir.

“Kita jaga terus, begitu besar keluar, kuota penangkapan kita sedikit ini yang sangat tidak adil, untuk itu saya sampaikan kita minta kepada organisasi CCSBT dalam dialog kita memperjuangkan kenaikan kuota,” ujar dia.

Trenggono memproyeksi jika Indonesia diberi kuota penangkapan 15 persen saja maka sudah cukup adil bagi negara yang aktif dalam konservasi biota laut tersebut.

“Kita jaga konservasinya, konservasi penting karena dia kalau tidak dijaga habis ke seluruh dunia, saya tekankan di sana untuk kemudian mereka memahami, mudah-mudahan kita berhasil dalam (forum) beberapa hari ke depan,” katanya.

Dalam dialog-dialog sepanjang CCSBT Ke-32 hingga 9 Oktober 2025 mendatang, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menekankan bagaimana Indonesia bertanggung jawab dan memikul tugas melestarikan dan mengelola daerah pemijahan tuna sirip biru selatan.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *