Jakarta – (AmperaNews.com) – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan (Sudinkes Jaksel) menangani sembilan kasus positif campak yang tercatat dari Februari hingga Juli 2025.
“Kasus campak positif terhitung sembilan orang,” kata Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Sedangkan, warga yang positif rubella sebanyak 12 pasien berdasarkan data per 10 kecamatan di Jakarta Selatan. Jika dibandingkan 2024, penemuan suspek kasus campak tahun 2025 lebih tinggi.
“Jika dilihat dari grafik, suspek campak mengalami tren meningkat mulai dari Februari sampai Juli,” ucapnya.
Dalam penanganannya, pihaknya terus memberikan pengobatan hingga mereka sembuh, salah satunya vaksinasi campak. Umumnya dimulai pada usia 9 bulan dan 14 bulan, di mana usia untuk dosis booster (penguat).
Adapun anak-anak yang terserang campak tersebut karena beberapa faktor di antaranya karena perubahan cuaca dan belum divaksin.
Sementara itu, untuk menekan penyebaran kasus tersebut, pihaknya juga rutin melakukan imunisasi dalam rangka mencegah penyebaran campak melalui fasilitas kesehatan maupun tempat umum lainnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meminta para orang tua ataupun pengasuh untuk segera membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila menemukan gejala campak pada anak, seperti demam yang disertai bercak merah pada kulit.
“Segera periksakan ke Puskesmas atau ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat kalau anak atau anggota keluarga kita mengalami demam disertai dengan bercak-bercak merah pada kulit, batuk, pilek dan mata merah,” kata Direktur Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine di Jakarta, Selasa (26/8).
Dia mengatakan, langkah tersebut bernilai penting untuk dilakukan guna mencegah penyebarluasan infeksi penyakit campak mengingat penyakit itu termasuk dalam jenis penyakit dengan tingkat penularannya yang sangat cepat melebihi COVID-19.
“Jangan dibiarkan di rumah, tapi segera periksakan,” ujar Prima.
